Keladang.com – Bagi pecinta yang hobi berkebun secara hidroponik, pasti tidak asing dengan istilah DFT hidroponik. Ada banyak alasan dan keuntungan mengapa orang lebih menyukai berkebun dan bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Keuntungan utama menanam dengan sistem hidroponik adalah tidak memakan banyak tempat. Begitu juga halnya dengan bertanam dengan DFT hidroponik.
Bahkan bertanam dengan DFT hidroponik sangat menguntungkan dan sangat menghemat tempat karena penyangga tanaman dapat disusun seperti tangga. Penanaman dengan DFT hidroponik sangat mudah, bahkan bagi Anda yang baru pertama kali mencobanya. Bahan yang kita butuhkan dalam hidroponik ini juga sangat mudah kita temukan di sekitar kita.
Baca Juga : Panduan Lengkap Cara Menanam dan Merawat Bunga Mawar Agar Rajin Berbunga
Apa itu DFT Hidroponik?
Lalu, apa itu DFT hidroponik? Sebelum memulai penanaman dengan sistem hidroponik ini, tentunya Anda harus mengetahui secara detail apa itu DFT hidroponik. Cara bertanam hidroponik sederhana dengan DFT (Deep Flow Technique) adalah penanaman hidroponik di air dangkal.
Syarat bertanam dengan sistem ini juga sangat mudah, asalkan air dan nutrisi tetap menggenang, tanaman dapat terus bertahan tanpa harus terus menghidupkan pompa air. Anda juga tidak perlu khawatir jika listrik padam, karena kedalaman air dan nutrisi sekitar 4 hingga 6 cm.
Sehingga, asokan air nutrisi masih tersedia dan tanaman tidak layu. Dan Anda dapat menjadwal waktu untuk menyalakan pompa air, untuk membuat air nutrisi bersirkulasi dengan baik.
3 Cara Bertanam dengan Sistem DFT Hidroponik di Rumah
Jika sudah mengetahui makna dari sistem hidroponik DFT, maka langkah selanjutnya adalah cara bertanam dengan sistem DFT hidroponik. Berikut ini langkah-langkahnya.
1. Membuat Instalasi
Sebelum mulai bertanam, maka sebelumnya adalah membuat instalasi dan menyiapkan berbagai peralatan yang diperlukan. Antara lain berikut ini.
- Selang air.
- Kayu dengan ukuran 4 cm dan 3 cm.
- Pipa dengan ukuran 2 inci.
- Pipa PVC sebanyak 3 batang.
- 5 overloop atau sambungan pipa PVC paralon berukuran 3 inci ke 2 inci.
- 5 sambungan paralon 2 inch dengan bentuk L.
- 1 sambungan paralon 3 inchi dengan bentuk L.
- Wadah untuk air nutrisi.
- Pompa air.
- Hand Bor untuk melubangi pipa.
- Gergaji.
- Paku dan palu.
Baca Juga : Inilah 15 Jenis Tanaman yang dapat Ditanam dengan Sistem Hidroponik
2. Merangkai Instalasi
Langkah selanjutnya adalah merangkai instalasi, berikut langkah-langkahnya.
- Pertama, buat rak penyangga talang atau pipa dengan kayu. Pastikan rak kuat untuk menahan bobot air nantinya.
- Lalu, lubangi pipa sesuai ukuran netpot yang akan Anda gunakan, beri jarak lubang selebar 10 cm.
- usun pipa yang sudah ada lubang pada rak kayu. Lubang pipa harus berada di atas dalam posisi datar agar air nutrisi tersebar merata.
- Selanjutnya, rakit pipa dengan penyambung dan overloop. Pastikan tidak ada kebocoran supaya air nutrisi tidak terbuang.
- Kemudian, hubungkan pipa atas dan bawah dengan pipa ukuran 2 inci. Bagi jarak antar pipa sekitar 30 cm.
- Pasang pompa dengan selang yang berguna untuk menyalurkan air nutrisi dari wadah ke talang atau pipa. Sehingga, akan membuat air akan kembali ke wadah dan begitu seterusnya.
3. Cara Bertanam dengan Sistem DFT Hidroponik
Jika instalasi sudah siap, maka selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.
- Pertama, siapkan perlengkapan lain yang diperlukan antara lain rockwool, net pot, nutrisi, kain flanel.
- Siapkan benih yang hendak Anda tanam hidroponik seperti bayam, selada pakcoy dan lain sebagainya.
- Lalu, sortir Benih dengan merendam biji selama satu jam. Pilihlah benih yang tenggelam saja.
- Anda juga dapat menanam beberapa jenis benih dalam satu instalasi.
- Selanjutnya, potong rockwool dengan ukuran yang sesuai dengan net pot.
- Lubangi rockwool dengan cara menusuknya, lalu masukkan benih ke dalamnya.
- Selanjutnya, susun rockwool yang berisi benih di nampan.
- Lalu, Tempatkan nampan di area yang terlindung dari sinar matahari langsung.
- Jangan lupa, beri nutrisi secukupnya.
- Langkah selanjutnya adalah memindahkan benih.
- Pada umumnya benih akan tumbuh dalam 7 hingga 10 hari. Selanjutnya, perkenalkan pada sinar matahari secara perlahan. Hindari meletakkannya di tempat terik.
Jika bibit sudah mulai tumbuh, lakukan langkah-langkah berikut ini.
- Pertama, beri sumbu flanel pada lubang di bawah net pot agar nutrisi bisa terserap sempurna.
- Kemudian, pindahkan benih yang sudah menumbuhkan daun sejati ke dalam net pot beserta rockwool yang menempel.
- Tempatkan net pot di instalasi DFT yang sudah dirakit dan sudah diisi cairan nutrisi.
- Pastikan menghidupkan pompa air secara teratur, seperti pagi atau sore. Atau Anda juga membuat timer untuk menghidupkan pompa secara otomatis.
Kelebihan dan Kekurangan DFT Hidroponik
Dalam setiap sistem hidroponik tentunya selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Berikut ini adalah kekurangan dan kelebihan sistem hidroponik DFT yang perlu Anda ketahui.
1. Kelebihannya
Banyak orang tertarik bertanam hidroponik dengan sistem DFT karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain berikut ini.
- Hemat listrik, karena pompa air tidak harus terus menyala selama 24 jam. Anda dapat mengatur jadwal peredaran air nutrisi, bisa pagi atau sore hari, atau terus mengalir selama 24 jam.
- Saat listrik padam tanaman tidak cepat layu, karena pipa yang dapat menampung cukup air dan nutrisi. Sehingga sangat cocok di daerah yang sering mengalami gangguan aliran listrik. Hal ini juga yang menjadi salah satu perbedaan sistem DFT dan NFT. Pada sistem NFT, tanaman akan layu atau mati jika listrik padam, yang akan membuat kerugian akan sangat besar jika untuk budidaya dalam skala besar.
- Pertumbuhan lebih cepat, karena nutrisi lebih banyak tersedia, sehingga tanaman lebih cepat tumbuh. Hal ini tentu juga akan berpengaruh pada masa panen yang lebih cepat dan serempak.
Baca Juga : Cara Budidaya Vanili Agar Cepat Berbuah! Ternyata Mudah dapat Dilakukan di Rumah!
2. Kekurangannya
Selain kelebihan bertanam dengan sistem DFT hidroponik juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain berikut ini.
Tanaman mudah terkena penyakit, karena aliran airnya tertutup rapat. Sehingga, membuat air nutrisi menjadi tidak segar dan lembab. Selain itu, suhu yang lembab dan hangat akan membuat jamur mudah berkembang biak. Jamur ini akan menempel di akar tanaman dan merusaknya dan akan membuat tanaman membusuk, lalu mati.
Sistem DFT menggunakan satu rangkaian instalasi, di mana sumber nutrisi pun mengalir dari wadah yang sama. Hal ini akan membuat Kebusukan akan menyebar dengan cepat. Segera memberikan pembasmi hama jika mulai tampak jamur pada akar tanaman. Kekurangan kedua risiko busuk pada tanaman cukup besar, karena menggunakan air dalam jumlah banyak. Dan jika jumlah air di pipa terlalu banyak, kebusukan pun bisa terjadi.
Selain itu juga memerlukan anggaran yang cukup besar, karena memakai serangkaian instalasi. Seperti salah satunya untuk pipa penyangga tanaman dalam instalasi menyimpan air nutrisi. Hal ini menunjukkan banyaknya nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi stok air dalam pipa. Semakin banyak pipa tanaman, maka semakin banyak pula kebutuhan air nutrisi yang harus dipenuhi. Dan semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
Demikian tadi pengertian, cara bertanam, kelebihan dan kekurangan DFT hidroponik. Jika tertarik menggunakan sistem hidroponik ini, lakukan semua langkah dengan benar agar budidaya Anda berhasil. Selamat menanam.