Keladang.com – Hidroponik vertikal saat ini menjadi salah satu metode hidroponik yang banyak diminati. Terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan yang sebagian besar hanya memiliki lahan terbatas. Bukan hanya menarik minat petani hidroponik saja, bagi mereka yang hobi bercocok tanam di rumah juga dapat berkebun dengan menerapkan metode ini. Dengan menggunakan metode hidroponik vertikal.
Selain dapat memanfaatkan lahan juga dapat membuat pekarangan atau taman rumah terlihat makin estetik. Dengan metode ini, Anda dapat menanam berbagai macam sayuran kesukaan Anda di pekarangan rumah dengan cara yang lebih menarik. Selain dapat mengonsumsi sayuran kesukaan, nantinya Anda juga dapat menikmati keindahan taman sayuran di halaman pekarangan rumah Anda.
Apa itu Hidroponik Vertikal?
Hidroponik vertikal adalah sistem bercocok tanam yang menggunakan material selain tanah, seperti spons atau kapas sebagai media tanam. Dengan teknologi ini, petani dapat bercocok tanam dengan cara praktis, lebih hemat dan juga ramah lingkungan. Selain dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, juga dapat mengurangi penggunaan air, menghemat ruang atau lahan dan juga dapat mengurangi pestisida.
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat hidroponik vertikal.
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
Sebelum membuat hidroponik vertikal sendiri, tentunya Anda harus menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Agar dapat membuatnya sendiri dengan mudah tanpa bantuan orang lain, Anda dapat menggunakan bahan paralon. Untuk tanaman, Anda dapat menanam berbagai sayuran dan buah yang Anda sukai seperti pakcoy, selada, kale, sawi dan buncis. Atau mungkin juga tomat, melon, semangka, anggur dan lain-lain.
Selanjutnya, Anda tinggal memperkirakan jarak lubang antar paralon untuk menanam jenis sayuran atau buah yang lebih besar. Untuk memulai hidroponik jenis ini, Anda perlu membuat istalasi tower dengan mempersiapkan alat dan bahan seperti berikut ini.
- Pipa paralon dengan ukuran diameter 10 cm dan panjang paralon sesuai kebutuhan.
- Alat pemanas seperti solder listrik.
- Bor atau gergaji besi untuk melubangi pipa paralon.
- Botol kaca atau botol beling bekas untuk membuat lubang-lubang pada paralon agar ukurannya presisi.
- Net pot dengan ukuran 5 cm sebagai media atau tempat untuk menaruh tanaman.
- Siapkan media tanam seperti cocopeat, arang sekam, batang pakis, rockwool, spons, kapas, kerikil dan gabus atau styrofoam.
2. Membuat Rancangan
Jika sudah menyiapkan alat dan bahan, maka langkah selanjutnya adalah membuat rancangan tower. Pada umumnya bisa Anda lakukan dengan menggunakan batang paralon 10 cm dengan 20 lubang. Jangan lupa untuk mengatur jarak antar lubang, dan agar terlihat lebih menarik Anda dapat menggabungkan beberapa paralon dengan paralon berbentuk T atau L.
Baca Juga : Inilah 15 Jenis Tanaman yang dapat Ditanam dengan Sistem Hidroponik
3. Cara Membuat Tower Hidroponik Vertikal
Setelah membuat rancangan, langkah selanjutnya dalam membuat tower hidroponik vertikal ini adalah melubangi paralon. Untuk melubangi pipa paralon ini, Anda bisa menggunakan bor atau gergaji besi. Pastikan untuk memberi jarak sekitar 20 cm antar lubang agar tanaman tidak saling berhimpitan saat tumbuh semakin besar.
4. Membuat Kerangka
Setelah selesai melubangi dan menyambung paralon, maka langkah selanjutnya adalah membuat rangka. Untuk membuat rangka, Anda dapat menggunakan PVC berukuran 3 inci dengan membentuk tangga atau huruf A. Selain menggunakan PVC, Anda juga dapat menggunakan kayu, besi atau baja ringan. Atur ketinggian rangka, agar air dalam paralon dapat menyentuh dasar net pot.
5. Memasang Net Pot
Langkah selanjutnya adalah memasang net pot, atau Anda juga dapat menggunakan alternatif lain seperti bekas gelas air mineral yang dilubangi. Pastikan jumlahnya sesuai dengan lubang yang ada pada paralon. Caranya adalah dengan memanaskan paralon, dan lubangi gelas plastik tersebut.
Untuk melubanginya, Anda dapat menggunakan solder listrik dengan cara membuat lubang-lubang kecil di sisi bawah gelas plastik. Pastikan lubang terdiri dari bagian-bagian kecil dan jangan melubangi lubang terlalu besar.
6. Pemindahan Bibit di Hidroponik Vertikal
Selanjutnya, langkah terakhir adalah memindahkan bibit ke hidroponik vertikal. Jika menggunakan arang sekam atau cocopeat. Maka, Anda harus mencabut bibit dengan menjepit tanaman batang tanaman. Sebelum dipindahkan, bersihkan bibit dari media tanam terlebih dahulu. Caranya adalah dengan menggoyangkannya ke dalam air hingga bersih.
Pastikan Anda juga meletakkan pengganti media tanam pada net pot untuk menyangga batang tanaman. Caranya adalah dengan memotong media tanam baru sesuai dengan ukuran pot. Lalu, lubangi pada bagian bawahnya selebar 2 cm persegi. Dan jika Anda menggunakan rockwool, Anda dapat memindahkan bibit secara langsung ke dalam pot. Agar tanaman tidak rusak dan cacat, maka biarkan akar tanaman menjuntai bebas ke bawah.
7. Jenis-Jenis Hidroponik Vertikal
Ada beberapa jenis hidroponik vertikal yang dapat Anda gunakan untuk bercocok tanam, antara lain berikut ini.
- Entrepreneurial atau dikenal dengan sebutan menara kebun. Namun, jenis hidroponik ini lumayan mahal karena Anda harus menggunakan pipa PVC dengan posisi berdiri. Lalu, lubangi pipa agar tumbuhan dapat berkembang dengan optimal. Kelebihan dari jenis hidroponik ini adalah dapat menghemat air dan tempat. Sehingga sangat cocok bagi Anda yang ingin bercocok tanam di lahan sempit dan terbatas.
- Hidroponik vertikal basic, untuk membuat jenis hidroponik ini Anda hanya perlu menyiapkan beberapa bahan sederhana saja. Seperti PVC, tubing, pompa submersible, dan ember. Selain hanya menggunakan bahan sederhana dan murah, cara membuatnya pun sangat mudah. Cukup lubangi pipa PVC, agar tanaman dapat berkembang. Lalu, susun pipa secara bertingkat, maka nantinya larutan nutrisi dipompa melalui pipa ke bagian atas sistem. Dan selanjutnya, larutan nutrisi akan mengalir ke seluruh pipa.
Baca Juga : Cara Menanam dan Merawat Tanaman Hias Pisang Calathea dan Jenis-Jenisnya
Cara Kerja Sistem Hidroponik Vertikal
Lalu, bagaimana cara kerja sistem hidroponik vertikal? Dalam hal tanaman dan air, sistem hidroponik vertikal sebenarnya menggunakan bahan yang sama dengan sistem hidroponik biasa. Hal ini sangat berbeda dalam pengaturan pertanian untuk memaksimalkan penggunaan ruang dan sumber daya. Dari segi desain, hidroponik ini menampilkan struktur mirip pilar yang dapat menampung tanaman.
Dan pilar itu berlubang dengan tujuan agar air dapat mengalir melaluinya. Dari sinilah nantinya tanaman akan mendapatkan berbagai nutrisi dan air yang mengalir di tengah pilar.
Manfaat dan Keuntungannya
Ada beberapa manfaat dan keuntungan menggunakan sistem hidroponik vertikal. Antara lain menggunakan gravitasi untuk menggerakkan air dalam sistem, sehingga dapat menghemat energi. Serta dapat menggunakan air secara efisien. Sistem ini juga dapat memanfaatkan ruang lantai dengan lebih efektif. Manfaat ini terlihat jelas jika digunakan dalam sistem pertanian gudang. Sebab menggunakan ruang di atas kepala dan menjaga efisiensi air hingga 90 persen.
Demikian tadi pengertian, cara membuat, cara kerja, jenis-jenis dan juga manfaat serta keuntungan dari sistem hidroponik vertikal. Dengan menggunakan metode ini, Anda dapat bercocok tanam dengan lebih mudah, sepanjang tahun. Meskipun hanya menggunakan lahan terbatas. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.